Di Indonesia
ada sebuah sindiran bahwa hanya ada 3 polisi yang tidak bisa
disogok : patung polisi, polisi tidur, dan Hoegeng. Hoegeng Iman Santoso adalah Kapolri di tahun
1968-1971. Ia juga pernah menjadi Kepala Imigrasi tahun 1960, dan juga pernah
menjabat sebagai menteri di jajaran kabinet era Soekarno. Kedisiplinan dan
kejujuran selalu menjadi simbol Hoegeng dalam menjalankan tugasnya.
Indonesia
kini terpuruk oleh budaya korupsi dan sogok-menyogok, budaya yang telah masuk
dan merusak sendi-sendi moral bangsa dari level tertinggi hingga level
terendah. Siapapun seakan ingin mendapatkan uang secara instan meskipun
bertentangan dengan norma. Bahkan, agama sebagai tiang masyarakat sudah
semakin kesulitan untuk menangkalnya. Percaya atau tidak, kondisi yang
terjadi sekarang ini ternyata tidak jauh berbeda dengan 40 tahun silam. Namun saat
itu bisa muncul seorang Hoegeng diantara banyaknya pejabat yang korup.
Salah satu bentuk kejujuran beliau misalnya, ia pernah
menolak hadiah rumah dan berbagai isinya saat menjalankan tugas sebagai Kepala
Direktorat Reskrim Polda Sumatera Utara tahun 1956. Ketika itu, Hoegeng dan
keluarganya lebih memilih tinggal di hotel dan hanya mau pindah ke rumah dinas,
jika isinya hanya benar-benar barang inventaris kantor saja. Semua
barang-barang lukisan pemberian akhirnya
ditaruh Hoegeng dan anak buahnya di pinggir jalan saja. ” Kami tak tahu dari
siapa barang-barang itu, karena kami baru datang dan belum mengenal siapapun,”
kata Merry Roeslani, istri Hoegeng. Saking jujurnya, Hoegeng baru memiliki rumah
saat memasuki masa pensiun. Atas kebaikan Kapolri penggantinya, rumah dinas di
kawasan Menteng Jakarta Pusatpun menjadi milik keluarga Hoegeng.
Tentu saja, mereka mengisi rumah itu setelah seluruh perabot inventaris kantor ia kembalikan semuanya. Polisi Kelahiran Pekalongan tahun 1921 ini, sangat gigih dalam menjalankan tugas. Ia bahkan kadang menyamar dalam beberapa penyelidikan. Kasus-kasus besar yang pernah ia tangani antara lain, kasus pemerkosaan Sum tukang jamu gendong atau dikenal dengan kasus Sum Kuning, yang melibatkan anak pejabat. Ia juga pernah membongkar kasus penyelundupan mobil yang dilakukan Robby Tjahjadi, yang notabene dekat dengan keluarga Cendana.
Tentu saja, mereka mengisi rumah itu setelah seluruh perabot inventaris kantor ia kembalikan semuanya. Polisi Kelahiran Pekalongan tahun 1921 ini, sangat gigih dalam menjalankan tugas. Ia bahkan kadang menyamar dalam beberapa penyelidikan. Kasus-kasus besar yang pernah ia tangani antara lain, kasus pemerkosaan Sum tukang jamu gendong atau dikenal dengan kasus Sum Kuning, yang melibatkan anak pejabat. Ia juga pernah membongkar kasus penyelundupan mobil yang dilakukan Robby Tjahjadi, yang notabene dekat dengan keluarga Cendana.
Kasus inilah yang kemudian santer diduga sebagai penyebab
pencopotan Hoegeng oleh Soeharto. Hoegeng dipensiunkan oleh Presiden Soeharto
pada usia 49 tahun, di saat ia sedang melakukan pembersihan di jajaran
kepolisian. Kabar pencopotan itu diterima Hoegeng secara mendadak. Kemudian
Hoegeng ditawarkan Soeharto untuk menjadi duta besar di sebuah Negara di Eropa,
namun ia menolak. Alasannya karena ia seorang polisi dan bukan politisi.
Memasuki masa pensiun Hoegeng menghabiskan waktu dengan menekuni hobinya sejak
remaja, yakni bermain musik Hawaian dan melukis. Lukisan-lukisan itulah yang kemudian menjadi sumber Hoegeng untuk membiayai
keluarga. Untuk diketahui, pensiunan Hoegeng hingga tahun 2001 hanya sebesar
Rp.10.000 saja, itu pun hanya diterima sebesar Rp.7500 sampai akirnya beliau
wafat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, Rabu 14 Juli 2004 pukul
00.30.
Bagaimana seorang Hoegeng bisa bertahan di tengah kesulitan
menghadapi tekanan-tekanan yang ada ketika beliau memposisikan kejujuran,
kesederhanaan dan kerendah hatian sebagai panglima dalam sikap hidupnya
sehari-hari. Menjadi orang jujur itu bukan perkara mudah. Kejujuran yang
dimiliki Hoegeng tidak muncul dan bertahan begitu saja. Dibutuhkan berbagai
faktor-faktor pendukung, baik internal maupun eksternal agar sikap jujur yang
biasanya ditanamkan sejak kecil bisa dijalankan secara konsisten. Belajar
dari kisah Hoegeng, ada beberapa alasan mengapa beliau bisa tetap
mempertahankan idealismenya hingga akhir hayat.
1. Didikan Masa Kecil
Hoegeng terlahir dalam
lingkungan penegak hukum yang jujur dan profesional. Ayahnya, Sukario Hatmodjo,
adalah seorang jaksa di Pekalongan. Meskipun berasal dari kalangan birokrat,
ayahnya tidak sempat memiliki tanah dan rumah pribadi hingga akhir hayat.
Pendirian ayahnya satu: “yang
penting dalam kehidupan adalah kehormatan, jangan merusak nama baik dengan
perbuatan mencemarkan”.
Salah satu sahabat ayahnya
yang telah mengilhami Hoegeng untuk menjadi polisi bernama Ating Natadikusumah
yang saat itu menjabat sebagai Kapala Jawatan Kepolisian Karesidenan
Pekalongan, dengan pangkat Komisaris Polisi Kelas I. Penampilan Ating yang
gagah, berwibawa, suka menolong orang dan memiliki banyak teman telah
memberikan kesan mendalam bagi Hoegeng kecil.
Satu lagi sahabat ayahnya yang
lain yang turut membentuk karakter Hoegeng adalah Soeprapto. Beliau ini jaksa
agung 1950-1959 yang pada masa jabatannya berhasil menggiring beberapa menteri
ke dalam penjara akibat dugaan kasus korupsi.
Lingkungan seperti inilah yang
nampaknya telah menanamkan jiwa kejujuran dan mengormati hukum kepada
Hoegeng semenjak kecil. Contoh-contoh teladan yang begitu nyata dan begtu dekat
dengannya menyebabkan didikan moral tersebut dapat lebih mudah meresap dan
terkristalisasi menjadi pedoman hidupnya kelak.
2.
Keinginan Pribadi Yang Kuat
Sebagai abdi masyarakat, ada
pandangan hidup Hoegeng yang sangat menarik dan perlu ditiru oleh
pejabat-pejabat kita saat ini. Menurutnya, pemerintahan yang bersih harus
dimulai dari atas. Seperti halnya orang mandi, guyuran air untuk mebersihkan
diri selalu dimulai dari kepala.
Hoegeng percaya, ketika
seseorang mendudukui suatu jabatan, akan begitu banyak pihak-pihak dari
berbagai kepentingan yang mencoba melakukan pendekatan agar kepentingannya
terpenuhi. Ini dialaminya ketika bertugas di Sumatra Utara. Begitu banyak “hadiah”
selamat datang yang diterimanya ketika pertama kali menjejakkan kaki di Medan.
Dengan tegas, semua hadiah itu ditolak. Sikap Hoegeng yang tidak mampu disogok
dengan cara apapun telah menimbulkan geger di masyarakat saat itu. Ia ternyata
tidak haus kebendaan. Terlebih ia mampu membongkar berbagai kasus kejahatan
kriminal di sana.
Agar mampu bertindak tegas
dalam setiap kesempatan, Hoegeng selalu berusaha menutup celah-celah yang bisa
dimanfaatkan berbagai pihak untuk menceburkannya ke dalam korupsi. Contoh
nyatanya dengan menutup usaha dagang bunga milik istrinya sendiri ketika ia
diangkat sebagai Kepala Jawatan Imigrasi. Alasannya sederhana, agar orang-orang
tidak beli di toko itu karena jabatannya.
Nampak jelas, betapa Hoegeng
tidak dapat dibeli. Sebaliknya, ia menunjukkan sikap seorang pamong sejati yang
menempatkan kepentingan masyarakat jauh di atas kepentingan pribadi.
Keloyalannya ditujukan kepada institusi tempat ia bernaung, bukan kepada
atasan, bukan pula kepada sekelompok kaum berduit.
3.
Dukungan Keluarga
Tidak akan ada kesuksesan
tanpa dukungan keluarga. Sikap idealisme Hoegeng tidak akan berarti tanpa
dukungan penuh dari istri dan anak-anaknya. Sikap keluarga yang tidak menuntut
banyak inilah yang memastikan Hoegeng tetap berada di jalur yang benar.
Bayangkan, istri mana yang
sanggup menerima tuntutan sang suami untuk menutup bisnis miliknya.
Ataupun remaja mana yang dapat menerima perilaku ayahnya yang secara
sengaja “menggagalkan” proses pendaftarannya sebagai calon taruna AAU. Semuanya
dilakukan demi sebuah idealisme agar tidak dianggap memanfaatkan jabatan. Kalau
bukan keluarga Hoegeng, ceritanya mungkin akan berbeda.
Pada akhirnya, bangsa ini
sangat membutuhkan Hoegeng-Hoegeng muda. Siapakah mereka? Ya, kita semua.
Generasi muda yang telah muak melihat kehancuran di masyarakat.
Penolakan-penolakan dari kalangan tua yang sudah lama terbuai oleh nikmatnya
candu dunia pastilah ada. Namun jangan anggap penolakan itu sebagai halangan.
Anggaplah itu sebagai cambuk agar kita semakin terpacu dan tetap konsisten
memberantas kebobrokan moral dan kemunafikan yg terjadi di negara ini. Jika
seorang Hoegeng bisa, kitapun pasti juga bisa!
1 comment:
Terimakasih banyak AKI karna melalui jalan togel ini saya sekarang sudah bisa melunasi semua hutang2 orang tua saya bahkan saya juga sudah punya warung makan sendiri hi itu semua berkat bantuan AKI JAYA yang telah membarikan angka 4D nya menang 275 jt kepada saya dan ALHAMDULILLAH berhasil,kini saya sangat bangga pada diri saya sendiri karna melalui jalan togel ini saya sudah bisa membahagiakan orang tua saya..jika anda ingin sukses seperti saya hubungi no hp O85-244-015-689 AKI JAYA,angka ritual AKI JAYA meman selalu tepat dan terbukti..silahkan anda buktikan sendiri. 2D 3D 4D 5D 6D
Terimakasih banyak AKI karna melalui jalan togel ini saya sekarang sudah bisa melunasi semua hutang2 orang tua saya bahkan saya juga sudah punya warung makan sendiri hi itu semua berkat bantuan AKI JAYA yang telah membarikan angka 4D nya menang 275 jt kepada saya dan ALHAMDULILLAH berhasil,kini saya sangat bangga pada diri saya sendiri karna melalui jalan togel ini saya sudah bisa membahagiakan orang tua saya..jika anda ingin sukses seperti saya hubungi no hp O85-244-015-689 AKI JAYA,angka ritual AKI JAYA meman selalu tepat dan terbukti..silahkan anda buktikan sendiri. 2D 3D 4D 5D 6D
Terimakasih banyak AKI karna melalui jalan togel ini saya sekarang sudah bisa melunasi semua hutang2 orang tua saya bahkan saya juga sudah punya warung makan sendiri hi itu semua berkat bantuan AKI JAYA yang telah membarikan angka 4D nya menang 275 jt kepada saya dan ALHAMDULILLAH berhasil,kini saya sangat bangga pada diri saya sendiri karna melalui jalan togel ini saya sudah bisa membahagiakan orang tua saya..jika anda ingin sukses seperti saya hubungi no hp O85-244-015-689 AKI JAYA,angka ritual AKI JAYA meman selalu tepat dan terbukti..silahkan anda buktikan sendiri. 2D 3D 4D 5D 6D
Post a Comment