Kesuksesan, sebuah kata yang menjadi idaman dan tujuan
finish banyak dari kita semua. Namun untuk menuju kesuksesan dan arti dari
kesuksesan itu sendiri masing-masing individu mempunyai jalan yang berlainan,
hal ini berkaitan dengan paham dan cara berpikir seseorang. Tahukah bahwa
kesuksesan itu adalah sebuah proses yang pasti dijalani tiap orang, bukanlah
sebuah garis finish kehidupan.
Akan banyak pendapat mengenai kesuksesan, secara umum adalah
terpenuhinya kebutuhan hidup, kebahagian yang terpenuhi secara lahir dan batin.
Sudut pandang secara sempit, kesuksesan
adalah dapat menghimpun harta kekayaan yang banyak.
Untuk dapat sukses, ada sebuah jalan yang mudah yang tiap
orang dapat melakukannya. Kunci sukses adalah “ serve (melayani) “, sebuah
kata ringan yang setiap orang mampu melakukannya.
Telah banyak kisah sukses para milyuner yang berangkat dari nol, dengan kerja
keras mereka mampu untuk sukses dalam taraf hidup yang tinggi. Di balik kerja
keras itu, mereka bukan menjual barang / jasa yang hebat, tetapi mereka
berhasil menjual pelayanan yang baik pada konsumennya.
Sehebat apapun barang yang anda jual bahkan termurah
sekalipun, orang tak akan membelinya bila mereka mendapati anda menjual dengan
muka muram, kata ketus dan sikap sombong. Berapa banyak perusahaan besar
mengeluarkan dana hanya untuk menyediakan media service bagi customer, ataukah
berapa banyak usaha yang mati karena kalah bersaing dalam pelayanan.
Pada hakekatnya manuasia senang untuk dilayani, tetapi tak
banyak orang mampu menjadi pelayan yang baik. Untuk itu kita harus mengubah
cara pandang kita,”jadilah manusia yang paling berguna bagi banyak orang,” dengan
ini kita akan mampu menghasilkan banyak ide dan peluang usaha. Cobalah melihat kebutuhan sehari-hari orang lain, ketika orang lapar kita dapat
melayani mereka dengan rumah makan kita, saat orang butuh berpergian kita bisa
menjadi pelayan yang menyediakan sarana kendaraan bagi mereka, bahwa saat
saudara kita tertidur kita bisa memproduksi selimut sebagai penghangat tidur. Bukankah dengan
merasa menjadi pelayan kita akan mampu memahami banyak kebutuhan orang,
memetakan pola pikir dan kebiasaan mereka, sehingga akan mampu menciptakan
inovasi-inivasi baru.
Dalam aksara jawa, kosakata yang diberi tanda “pangku” maka
kosakata itu tidak berbunyi menjadi huruf mati, sebuah perlambang bahwa orang
yang kita pangku (dilayani dengan baik) maka mereka akan manut (menurut)
pada kehendak kita. Dan untuk menjadi pelayan yang baik, itu semua harus
didasari rasa ikhlas, bahwa manusia itu harus menjadi bermanfaat bagi orang
lain. Karena dalam kehidupan ini berlaku hukum aksi-reaksi, pelayanan yang baik
tentunya akan mendapat respon yang baik pula.